Senin, 21 Desember 2015

Pura Pasar Agung : Enam Jam Sebelum Puncak Gunung Agung

Pura Pasar Agung

Perjalanan kali ini adalah untuk melunasi janji kepada diri sendiri. Salah satu resolusi di tahun 2015 ini yang buru-buru harus dituntaskan sebelum tahun ini berakhir adalah mendaki Gunung Agung. Tertunda-tunda sejak beberapa bulan, akhirnya memantapkan diri untuk pergi di tanggal 28 November lalu. Memilih weekend agar libur ngantor dan kebetulan juga bertepatan dengan hari raya Saraswati. Aku ditemani Anggara, Agus, dan Adit, dan kami berangkat dari Denpasar menuju Karangasem. Kami sepakat akan mendaki Gunung Agung menggunakan jalur dari Pura Pasar Agung. Start point untuk mendaki Gunung Agung ada dua yaitu Pura Besakih dan Pura Pasar Agung, tapi mengingat waktu itu kami berangkat tanpa persiapan fisik yang cukup matang, jadi kami pilih jalur yang lebih singkat.

Kurang lebih tiga jam perjalanan dari Denpasar kita akan sampai di lokasi. (waktu itu kami berangkat pagi, jadi bisa mampir istirahat dulu  di rumah seorang kerabat di desa Selat sebelum sorenya kami melnjutkan perjalanan menuju lokasi Pura Pasar Agung). 

Sore itu perjalanan kami menuju Pura Pasar Agung ditemani gerimis dan kabut yang membuat tulang terasa ngilu dan hidung mulai meler :D.   


Dari desa Selat, kita melewati jalan tanjakan berkelok-kelok hingga menuju lokasi parkiran pura. Pemandangan sepanjang hutan cantik sekali. Sesekali aku mesti turun dari boncengan, karena motor tak kuat naik, dan bebrapa kali kami berhenti karena cantiknya pemandangan menggoda kami untuk berhenti mengambil beberapa gambar,hahaha



Dan akhirnya kami sampai di parkiran pura. Masih berkabut dan sudah pasti dingin. Sudah ada beberapa kendaraan nampak terparkir di sana.  Ohya, parkir di sini walaupun menginap aman karena ada petugas dari warga yang berjaga di sana, sekalian mereka biasanya berjaga untuk menawarkan jasa pemandu pendakian untuk pengunjung.  Kami pun berganti pakaian menggunakan pakaian sembahyang (memakai bawahan kain dan selendang). 

Dari parkir menuju pura adalah jalan dengan  ratusan tangga, lumayan untuk pemanasan mengurangi dingin,hehe.   

Tempat berdirinya Pura Pasar Agung ini masih merupakan wilayah desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kab. Karangasem. Pura ini berada di punggung atau bisa dikatakan di pertengahan Gunung Agung diketinggian 1.600 mdpl. Sudah tentu kawasan ini hawanya dingin kan, jadi jika kawan-kawan akan bersembahyang kesini apalagi berencana untuk mekemit (menginap) maka jaket atau pakaian tebal lainnya adalah logistik wajib.

*Nama lengkapnya adalah Pura Pasar Agung Giri Tolangkir, keberadaannya berkaitan erat dengan Pura Besakih. Sebagai hulunya pulau Bali, Pura Besakih yang letaknya di Timur Laut. Ini sesuai dengan arah terbitnya matahari yang akan memberikan sinar ke seluruh jagat raya dan kemudian dipasarkan dan disebarkan melalui Pura Pasar Agung, sehingga diharapkan semua mendapat perlindungan, berkah dan keselamatan.  Pura Pasar Agung, diyakini pula sebagai pura pasar untuk seluruh Dewa Kahyangan. Pura yang termasuk Pura Kahyangan Jagat ini memiliki 2 buah pelataran, selain Pura Pasar Agung juga terdapat Pura Melanting yang merupakan tempat persembahyangan pertama. Terdapat beberapa pelinggih seperti sanggar Agung, meru, gedong, bale pelik, pewedaan dan bale gong. (*dikutip dari berbagai sumber)

bila akan sembahyang kesini bawalah dua pejati dan beberapa canang ;) 


waktu kami sembahyang kabutnya kayak gini nih, brrrr bangettt ;)
Setelah bersembahyang sekaligus memohon ijin dan restu untuk pendakian kami dini hari nanti, kami beristirahat di wantilan pura, bersama beberapa pemedek dan pendaki-pendaki lain yang juga akan melakukan pendakian. Kawan-kawan yang akan mendaki melalui jalur ini sebaiknya membawa bekal makanan cukup, karena jarang sekali ada warga yg berjualan makanan disini. Tapi tenang, untuk urusan komunikasi sudah ada koneksi internet dari WiFi di pura. Wahhh kerennnn deh, sangat membantu komunikasi tetap jalan selama di sini. WiFi’nya  bisa dijangkau di area wantilan sampai jaba tengah saja. Ketika sampai di Jeroan Pura tidak akan ada koneksi apa-apa lagi, hahaha mungkin artinya biar sembahyangnya tetap khusuk. 

Ohya, jika ingin melakukan pendakian ke Gunung Agung hindari hari-hari suci berikut yang merupakan saat Pujawali atau upacara yadnya di pura ini, seperti: Purnama Sasih Kelima (1 tahun sekali) pelaksanannya selama 11 hari; Purnama Sasih Kedasa (1 tahun sekali) selama 11 hari; Buda Wage Ukir (6 bulan sekali) selama 3 hari dan pada Tilem Kesanga (1 tahun sekali) dan hanya sehari saja, dan ada beberapa hari tertentu yang pengunjung tidak diijinkan untuk mendaki. Dan hal yang tidak kalah penting adalah jangan membawa atau memakai logistik dan makanan yang berbahan sapi atau babi. Yaa demi kelancaran perjalanan kita, sebaiknya hal-hal seperti ini sangat diperhatikan. 

Bapak Wayan Tegteg
*Kalo kawan-kawan ada yg berencana mendaki Gunung Agung dari jalur Pura Pasar Agung bisa menghubungi Bapak Wayan Tegteg (0857 9211 4399), beliau adalah orang lokal sana yang sudah berpuluh tahun bekerja sebagai guide untuk para pendaki.*




Tidak ada komentar:

Posting Komentar