Senin, 16 November 2015

KEDAI SARINAH : Es Ancruk Khas Singaraja dan Manisnya Kenangan Masa SMA


Bersama Ibu Siti, Pemilik Kedai Sarinah

Kalau ngomongin kenangan masa SMA, langsung banyak banget memori yang muncul di kepala. Tapi begitu mampir ke kota Singaraja bulan Agustus lalu, tempat pertama yang ingin saya kunjungi waktu itu adalah Kedai Sarinah. Kedai mungil yang juga merupakan rumah Ibu Siti, si empunya kedai ini berlokasi di jalan Hasanudin, Singaraja, tepat di sebelah sebuah masjid di sana (maafkan aku lupa nama masjidnya :D). 

Es Ancruk dan Rujak Cingur adalah dua menu andalan Ibu Siti. Tapi buat saya, es ancruk lah yang paling spesial. Menu minuman khas kota Singaraja yang cuma bisa dijumpai di kota Singaraja dan suasana yang sangat hommy di kedai ini membuatnya sangat spesial di hati saya dan lidah saya ^0^.

Es ancruk  yang katanya dulu adalah penganan wajib di bulan puasa kini bisa di temui setiap hari di beberapa tempat di kota Singaraja, biasanya dijual kaki lima dengan memakai gerobak, dan sepertinya satu-satunya kedai es ancruk di Singaraja ya disini ini (tambah spesial lagi lah pokoknya jadinya :D)

suasana di dalam kedai
Begitu sampai di kedai, ingatan langsung terlempar sejenak menuju dua belas tahun kebelakang. Tahun 2003, pertama kali aku diajak ke Kedai Sarinah sepulang sekolah oleh seorang teman dan sejak itu jadi lumayan sering mampir ke sana
Siapa sih yang engga tahu cuaca panas Singaraja kayak gimana, nah kebayang kan pulang sekolah jam setengah dua siang lalu melipir kesini, minum es ancruk dan makan rujak cingur enak buatan Ibu Siti?!? Segerr, enakkk, nyesss, dan kenyang :D

Ini sudah 2015, dua belas tahun berlalu tapi tak ada yang berubah dari tempat ini, suasananya sama, letak barang-barang di dalamnya pun tak banyak berubah, dan wajah Ibu Siti pun masih sama saja seperti dua belas tahun lalu waktu pertama bertemu beliau. (Astagaaaa, ibunya awet muda banget yak, aku sudah makin tua ibunya tetep segitu aja, hehehe) Bahkan kata Ibu Siti, kedai ini sudah ada sejak ia kecil, ketika itu orang tuanya menjual es ancruk juga, dan hingga kini ia masih melanjutkannya.


Ngomong-ngomong soal es ancruk, minuman bernama unik ini isinya adalah campuran dari bubur sumsum, kolak, agar-agar, kolang-kaling, ancruk (dibuat dari tepung ketan yg dibentuk bola-bola kecil, lalu direbus), diberi kuah santan dan sirup sebagai pemanis. Penasaran kenapa dinamai es ancruk lalu saya mencoba menanyakan kepada Ibu Siti. Kata beliau memang sudah dari jaman ibunya dulu namanya sudah begitu, entahlah. Hmmmm, baiklah..apapun alasan dan cerita di balik es ancruk itu, saya tetap suka. 

Obrolan kami lanjutkan tentang cerita-cerita beberapa pelanggan lamanya yang juga masih sering mampir. Ada yang datang bersama sahabat-sahabatnya untuk bernostalgia, ada yang datang untuk mengenang masa pacaran dulu, bahkan ada pelanggannya yang datang dari jaman pacaran sampai sekarang menikah hingga anaknya sudah besar-besar, dan banyak lagi cerita-cerita manis yang Ibu Siti bagikan tentang pelanggannya dan kenangan akan kedainya.

Dan saya, sepertinya kurang lebih alasan saya datang kesini sama dengan pelanggan yang lain, untuk melepas rindu pada kota Singaraja tercinta, lalu mengenang cerita-cerita manis semasa sekolah sambil menyeruput manis dan segarnya es ancruk yang dihidangkan (#eeeeeeaaaaaaaaa :p)

Dear Ibu Siti...Semoga masih ada beberapa puluh tahun  ke depan untuk mampir lagi di sana dengan menu yang sama dan suasana yang sama, namun lebih banyak lagi cerita yang dikenang.

Salam,
kristinakomala











*photos by Anggara Mahendra





                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar